Minggu, 27 April 2014

MENUNTASKAN KELIRU PAHAM KHILAFAH ISLAMIAH

Bedah Buku Panduan Lurus Memahami Khilafah Islamiyah Menurut Kitab Kuning Di Banjarmasin
----------------------------------------------------------------------------------
MAGHFURTAMPANPRESS, BANJARMASIN. Sistem pemerintahan islam, atau lebih dikenal khilafah islamiyah, sering mendapat pro kontra, terkait wacana penerapannya di sebuah negara kaum muslimin. Untuk itu, ulama asal ngawi, jawa timur, yang juga pengurus pusat hizbut tahrir indonesia, meluncurkan buku barunya, terkait panduan lurus memahami khilafah islamiyah, menurut kitab kuning, guna menuntaskan perbedaan.

Penulis buku, Fathiy Syamsudin Ramadhan An-Nawi, dan penyuntingnya, Wahyudi Al-Maroki, melanjutkan roadshow bedah buku mereka, di Masjid Jami Sungai Jingah Banjarmasin, minggu (27/04/14) kemarin.
Acara ini ikut dihadiri 2 ribu lebih kaum muslimin, yang juga berdatangan dari luar ibu kota, yakni Barito Kuala, Tanah Laut, Banjarbaru, dan Kabupaten Banjar.

Syamsudin Ramadhan menjelaskan, bukunya tersebut, mengutip ratusan kitab klasik, dari para ulama terkenal zaman dulu, untuk membahas Khilafah Islamiah secara rinci.

Untuk itu, ia mengharapkan kekeliruan pemahaman terkait Khilafah Islamiah saat ini, bisa diluruskan, lewat panduan yang ia terbitkan.

"Tujuan mengarang buku ini, agar menjadi panduan lurus umat Islam, untuk memahami Khilafah Islamiah. Karena selama ini, pandangan terhadapnya ada yang belum sempurna, salah, bahkan menyimpang jauh, maka dari itu hadirlah karangan saya ini" Tegas Syamsudin, saat ditemui seusai acara.

Hadir juga sebagai pemateri, adalah salah satu ulama di kalimantan selatan, Asfiani Nurhasani.
Ia mengajak umat Islam, untuk ikut mengkaji Khilafah Islamiah, baik dalam pengajian umum, maupun majelis taklim. Agar kaum muslimin bisa memahami, bahwa agama mereka tidak hanya membahas ibadah semata, melainkan terdapat juga pengaturan sebuah pemerintahan, yang bisa menerapkan semua hukum Islam.

Sementara itu, acara ini juga banyak diikuti para ulama di Banjarmasin, seperti ketua MUI tingkat kota, Murjani Sani, dan wakil ketua MUI tingkat provinsi, Husin Naparin. Termasuk ulama asal Banjarbaru, Zarkasyi Hasbi.

Para tokoh intelektual juga berdatangan, salah satunya pakar budidaya hutan dari Universitas Palangkaraya, Kalimantan Tengah, wahyudi.

Bedah buku ini merupakan rangkaian kegiatan, sebelum puncaknya di 29 mei nanti, saat Konferensi Islam dan Peradaban, di Gelanggang Olahraga Remaja Hasanudin HM.

(Achmad Magfur)

Tidak ada komentar :

Posting Komentar