Sabtu, 03 Mei 2014

MAHASISWA KALIMANTAN SELATAN SIAP PERJUANGKAN KHILAFAH


Mimbar Politik Mahasiswa Kalsel


MaghfurTampanPress, Banjarmasin. Sabtu (03/05) kemarin, di gedung Serba Guna Universitas Lambung Mangkurat (Unlam), hadir hampir 500 Aktivis dari berbagai Kampus se Kalimantan Selatan. Mereka berkumpul, untuk mengikuti Mimbar Politik Mahasiswa (MPM), dan mendukung penyatuan visi perjuangan, guna tegaknya Khilafah.
Acara ini dilaksanakan Lajnah Khusus Mahasiswa (LKM) Hizbut Tahir Indonesia (HTI) Daerah Kalsel, sebagai bentuk kesadaran terhadap potensi mahasiswa, sebagai agen perubahan, khususnya perubahan yang Islami.

Acara ini dimulai dengan opening speech Humas DPD I HTI Kalsel, Hidayatul Akbar. Ia menjelaskan, bahwa perubahan adalah keniscayaan. Selaku umat Islam, termasuk di dalamnya mahasiswa muslim, haruslah meneladani Rasulullah SAW dalam melakukan perubahan. Untuk Indonesia, yang diperlukan bukanlah reformasi dengan ideologi kapitalis, yang terbukti membuat bangsa ini semakin terpuruk. Tetapi yang harus dilakukan adalah taghyir, yaitu revolusi menyeluruh berdasar akidah Islam.

“Hizbut Tahrir menawarkan sistem khilafah sebagai solusi untuk Indonesia yang lebih baik”, paparnya.  

“Namun, untuk suatu perubahan, diperlukan pengorbanan, baik waktu, tenaga, harta bahkan jiwa. Siapkah kalian para mahasiswa muslim untuk berkorban?” tanya Hidayat.

"Siaaaapp", Jawab Peserta dengan gemuruh.

Selanjutnya, Junaidi Natanegoro, koordinator wilayah BKLDK (Badan Koordinasi Lembaga Dakwah Kampus) Kalsel, menyambung acara sebagai orator pertama. Ia menjelaskan kepada para aktivis, bahwa mahasiswa adalah pioner perubahan. Hal tersebut terbukti di masa Reformasi 1997. Namun kali ini, ia mengajak mahasiswa untuk menjadi agen perubahan ideologis yang Islami, bukan lagi pragmatis seperti masa lalu, yang ternyata malah menambah parah bangsa.  Junaidi juga menggugah keimanan para peserta, bahwa Allah SWT telah menciptakan langit dan bumi, serta mengaturnya dengan sempurna. Maka aturan Allah saja yang harus diberlakukan untuk mengatur manusia.

Kemudian, Sidik Pamungkas, Korwil GEMA PEMBEBASAN Kalsel, ikut menambah semangat acara, saat orasi politiknya. “Layakkah kita sebagai muslim memperjuangkan selain Islam?”, gugah Sidik.   Ia juga memaparkan fakta keterpurukan Indonesia, akibat  demokrasi dan sistem ekonomi liberal.

Ketiga materi orasi yang telah disampaikan, semakin tergambar jelas, lewat aksi teatrikal, dari tim dakwah kampus. Teatrikal tersebut  menggambarkan  berbagai masalah rakyat Indonesia, yang diakhiri dengan tampilnya para pelajar dan mahasiswa, yang membawa al liwa dan ar rayah sebagai simbol munculnya kesadaran untuk memperjuangkan tegaknya syariah dan khilafah.  

Tak selang lama, orasi politik kembali berlanjut, yang diisi testimoni  perwakilan aktivis kampus di Kalimantan Selatan, antara lain Politeknik Negeri Banjarmasin, Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Syeikh Arsyad Al-Banjari, dan IAIN Antasari.

Acara ini dipenuhi takbir peserta, dan diakhiri ikrar bersama, yang dipimpin Hafizh Asbudi, Ketua LKM HTI Kalsel.

“Dengan sepenuh jiwa, kami akan terus berjuang tanpa lelah untuk tegaknya syariah Islam dalam naungan  Negara Khilafah Islamiyah, sebagai solusi tuntas problematika masyarakat Indonesia, dan negeri-negeri muslim lainnya”. Teriak semua yang hadir, saat pembacaan ikrar bersama.

Dengan semangat menggelora,  Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin (Poliban), Reza Ariezwan, juga mengajak para mahasiswa lainnya, untuk ikut berjuang, dalam mewujudkan perubahan menuju Indonesia yang lebih baik.

"Kita belum berhenti, kita mesti harus berjuang, kita harus bersatu, satu visi politik, dalam menyongsong arus perubahan, dengan Khilafah sebagai satu-satunya mainstream perjuangan mahasiswa", tegas Reza, saat ditemui seusai acara.

(Gilang Dwi Putra)

Tidak ada komentar :

Posting Komentar